Masih Ada Ditemukan Pelajar SMP di Inhil Tidak Bisa Membaca,

Pengamat : Ini Kemalangan besar bagi dunia pendidikan
TEMBILAHAN-Ditemukannya masih banyak siswa SMP di Inhil yang tak bisa membaca, menulis, maupun berhitung terutama di sekolah negeri yang ada di Tembilahan dan Tembilahan Hulu, hal ini pun menjadi PR besar bagi pemangku kebijakan dan tugas bersama di dunia pendidikan. Hal itupun ditanggapi pengamat pendidikan Inhil, H Abdullah kepada Posmetro Indragiri, Selasa(22/4) mengaku fenomena ini adalah kemalangan besar bagi dunia pendidikan khusus di Inhil. Menurutnya kemalangan besar dalam dunia pendidikan ketika siswa kita tidak bisa baca tulis adalah masalah serius yang mencerminkan kegagalan sistem pendidikan dalam memberikan dasar yang kuat bagi generasi muda.
Dampak dari Ketidakmampuan Membaca dan Menulis Ketidakmampuan siswa untuk membaca dan menulis dengan baik menunjukkan adanya masalah mendasar dalam sistem pendidikan termasuk di Inhil.
” Hal ini tidak hanya berdampak pada kemampuan akademis mereka, tetapi juga mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka. Maka perlu evaluasi dan perkaut lagi budaya literasi-menulis disekolah” ujarnya.
Sambung mantan pengawas SMP ini, pentingnya Literasi Baca-Tulis bagi Siswa Jika siswa tidak dapat membaca dan menulis, itu merupakan kemalangan bagi kita semua. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan yang berkaitan dengan dampak literasi terhadap pendidikan dan perkembangan individu.
” Jadi setiap sekolah harus perkuat Literasi baca-tulis kalau perlu ada eskul jurnalis disetiap sekolah sebab itu adalah fondasi utama dalam pendidikan untuk berkarya” sebutnya. Terkait hal itu diakui Kabid pembina SMP Disdik Inhil, H Nursyah Fajar SSos Msi bahwa pihaknya sampai saat ini belum ada memiliki data rill total keseluruh pelajar SMP se-Inhil yang tidak bisa membaca namun pihaknya akan membuat seruan dan himbau setiap sekolah wajib mendata.
” Kita pun tidak bisa saling menyalhakn terkait fonomena ini yang mana permaslaah kembali kepada peduki kita semuq yang mana guru harua peduli, orang tua juga peduli bahkan pemeritnah jiga harua peduli
jadi masalah seperti ini tidak bisa menjadi pembiasaan lagi di yang pasti hal ini akan terus ditintaskan dengan strategi yang kuat melalui program literasi disekolah masing-masing” sebutnya. Sementara Ketua MKKS SMP Rayon II, Anita SPd membenarkan masih ditemuinya pelajar SMP di Inhil tidak membaca bahkan setiap sekolah itu pasti ada hal tersebut tetapi setiap sekolah pasti memiliki caranya untuk mengatasi.
Sebab baginya siswa yang mengalami kelambatan belajar tersebut membutuhkan pendampingan khusus.
’’ Disekolah saja saja ada 6 sampai 7 pelajar yang tidak bisa membaca namum kita tidak permaslaah tetap kita bina apalgi kurikulum saat ini anak wajib belajar merdeka maka cara kita ada guru yang mendampingi khusus, diajarkan sedikit demi sedikit. Ini bukan karena kurikulum yang keliru, tapi memang bawaan, maka perlu kita tetapkan cara khusus sebagai solusi semua ini, maka mari kit tuntaskan buta aksara di Inhil bersama karena pendidikan itu tanggung jawab kita semua’’ ucap Anita yang juga Kepala SMPN 3 Tembilahan Hulu.